Jumat, 30 Agustus 2013

Rekreasi Menegangkan



     Cerita kali ini tentang pengalaman seru saat perjalanan tamasya rekreasi ke objek wisata Dieng era tahun 90-an, waktu itu kegiatan karang taruna di daerahku menghasilkan pemasukan yang cukup banyak berawal dari kegiatan karang taruna yang monoton dari tahun ke tahun selalu sama: pemasukan kas cuma mengandalkan sumbangan dana dari warga dan jasa pembayaran listrik akibatnya pemasukan minim jadi jika akan mengadakan lomba Agustusan terpaksa meminta tambahan dana sumbangan dari warga.
    Melihat air sungai yang masih jernih waktu itu muncul ide pembiakan ikan karamba untuk tambahan sumber dana dan hasilnya memuaskan shg tak lagi minta sumbangan ke rumah-rumah warga. Untuk merayakannya para muda-mudi karang taruna mengadakan acara piknik bersama ke objek wisata Dieng melihat candi-candi kuno, telaga warna, dan kawah-kawah panas pegunungan Dieng.
 Wisata Dieng  
    Saat melewati tanjakan menuju area kawah tersebut tiba-tiba kendaraan bus wisata yang ditumpangi mendadak mesinnya mati, anehnya bukan Cuma bus yang ditumpangi rombongan yang mogok tapi semua kendaraan pengunjung mogok semua padahal tidak ada kerusakan sama sekali tak hanya itu alat elektronik radio yang dibawa para wisatawan juga mati tidak berbunyi semua. Tiba-tiba terdengar suara aneh menderu, tentu saja semua orang penasaran dari mana asal suara aneh tersebut, dari angkasa terlihat benda aneh besar berbentuk piramida penuh lampu kelap kelip turun mendekati kawah lalu area kawah tersebut suhunya menjadi agak dingin tidak sepanas biasanya mungkin diserap benda tersebut, kabarnya terdeteksi pancaran energi elektomagnetik yang sangat kuat disekitar lokasi tersebut sehingga menyebabkan semua mesin kendaraan mati, tentu saja moment langka ini tidak disia-siakan para pengunjung untuk difoto namun sayang tidak ada pengunjung yang berhasil memotret karena kamera para pengunjung juga rusak mungkin akibat pancaran energi tersebut.
 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmfSrszNPu1g4Y6jg-brtTZs_ivnKSSwM7Y7pqZXx2IvPMWnLbLh4BSRzmnDqha15JT-DVNS48alMfyvH4gGslhDSNiw-1eGwe5spFHnpYY_VGsf3UJ9Fylc4MMP6bAf-otSpDwgpL3V0/s640/ufo+pyramid+columbia+1+11+13.JPG
     Kabar heboh ini juga masuk ke media masa namun cuma ditulis balon cuaca eksperimen BMG di kawah Dieng mungkin untuk menghindari kepanikan di masyarakat. Piramida terbang tersebut hanya beberapa menit di area kawah lalu kembali terbang menjauh hingga tak terlihat lagi di langit kemudian semua mesin kendaraan bisa kembali dihidupkan termasuk radio dan kamera foto bisa berfungsi normal kembali.

Ilustrasi : beforeitsnews.com

Jumat, 23 Agustus 2013

Makam Kuno Misterius

Cerita kali ini tentang petualangan saat masih SD, mungkin seperti acara jadul "Kisah Anak Seribu Pulau" atau kalau sekarang seperti acara "Bolang : bocah petualang" namun lebih menegangkan dan jangan ditiru karena berbahaya, hingga kini pengalaman ini tidak diketahui ortu andai dulu diceritakan kemungkinan besar akan dimarahi tapi kalau sekarang mungkin tidak apa-apa karena kejadiannya udah lama saat masih kecil.

    Saat itu media hiburan masih jarang belum sebanyak sekarang shg anak anak sepulang sekolah sering pergi main keluar, acara TV aja cuma TVRI itupun mulai siarannya sekitar jam 5 sore dan tidak semua rumah memiliki TV shg merupakan hiburan istimewa suasana ramai nonton bareng para tetangga tapi jika aki listriknya mati terpaksa bubar. Seperti biasa sepulang sekolah langsung pergi main bareng temen-temen, rencananya mau mencari buah jambu monyet/ jambu mete untuk dimakan bersama dibuat lotis atau rujak.
 
    Karena pohonnya tidak berbuah maka mencari ketempat lain naik rakit batang pohon pisang untuk menyeberangi sungai menuju perbukitan hingga tak terasa cukup jauh dari perkampungan memang cukup beresiko tapi yang ada dipikiran bocah yang penting senang. Dalam perjalanan mencari buah mete, rombongan menemukan area berbahaya berupa pasir hisap, apabila tidak hati-hati menginjaknya bisa tenggelam didalamnya seperti dalam film2, karena penasaran ingin tahu seberapa dalam bisa menghisap salahsatu temen mencoba memasukkan kayu yg disambung memanjang lalu menancapkan ke area tsb ternyata sangat dalam tidak bisa mencapai dasarnya. kemudian perjalanan diteruskan jalan kaki hingga pada suatu tempat rombongan menemukan sebuah batu nisan makam kuno tertutup pepohonan dan ilalang kayaknya bertuliskan aksara Jawa kuno yg tidak dimengerti mungkin dari era kerajaan Mataram (lokasinya jauh terpencil daerah hutan perbukitan: udah lupa nih). Karena udah mulai sore takut kemalaman dicari ortu akhirnya rombongan bergegas segera pulang agar tidak bikin ortu khawatir. 

Sumber ilustrasi: kfk.Kompas.com
                          jomkawin.tripod.com
                         ingintau2.blogspot.com
                         jelajah-nesia.blogspot.com

Sabtu, 17 Agustus 2013

Aksi Anak Era Perang

     Karena masih nuansa memperingati kemerdekaan RI, cerita kali ini merupakan pengalaman orangtua kakek nenek semasa perang yang mungkin juga dialami kakek/nenek kalian. Setiap dalam acara tirakatan 17 Agustus dikampungku sering di isi kisah heroik pengalaman semasa perang cerita asli dan bukan rekayasa. Namun kali ini tidak membahas tentang aksi heroik saat perang (mungkin lain kali aja).

     Saat itu masih era penjajahan Belanda setiap malam diberlakukan jam malam sehingga semua warga dilarang keluyuran malam diatas jam tertentu, Kalau ada patroli tank Belanda lewat depan rumah tanahnya bergetar seperti ada gempa bumi ringan, sebenarnya tidak semua tentara Belanda itu bengis dan kejam mereka juga manusia sama seperti kita (bukan berarti mendukung lho). Terhadap anak kecil dan warga sipil tetap ramah kadang suka ngasih roti pada anak-anak yang ditemuinya dijalan tapi mereka juga bisa kejam jika ada perintah komando untuk menyisir membunuh siapa saja yang menentang membantu para pejuang, ada juga yang mengaku terpaksa melakukan penyiksaan atau pembunuhan penembakan karena perintah dari komando pimpinannya tapi rata rata malah menikmatinya setelah minum2 alkohol ckckck.

    Seperti anak anak pada umumnya yang suka memungut benda untuk dijadikan mainan, Ayahku yang masih bocah suka memungut selongsong peluru dan amunisi sisa-sisa pertempuran di jalan namun sial bagi temennya yang malah mengambil granat yang dikira udah tidak aktif malah meledak akibatnya salahsatu jarinya putus untung masih selamat (sekarang beliau udah tua meninggal: guru ngajiku). Kebiasaan ayahku tersebut diketahui kakek shg seluruh selongsong amunisi langsung dibuang ke sungai karena ada kejadian ada anak kecil yang bawa selongsong peluru saat melintas dijalan bersama bapaknya diketahui oleh patroli Belanda yg lagi lewat shg bapaknya langsung ditembak mati dikira sebagai salahsatu pejuang, mayatnya dilempar ke sungai (kebiasaan tentara Belanda membuang mayat ke sungai lalu diambil & dikubur oleh warga sipil)  
http://www.rmol.co/images/berita/normal/348475_06083929042011_granat.jpg          
    Kalau ada kabar Belanda mau menyisir kampung, semua warga segera mengungsi sembunyi ke perbukitan sekitar gua-gua di seberang sungai harus menyeberang (tempat mengungsi yang sama saat ada isu tsunami beberapa menit pasca gempa bumi Jogja 2006). Sedangkan warga yang sakit gak bisa jalan terpaksa ditinggal keburu Belanda datang, Kalau ada serangan udara semua warga menunduk dan kalau bisa menjauhi rumah/bangunan karena bisa jadi sasarannya adalah rumah2.
       Kalau pejuang mau melancarkan serangan besar-besaran spt serangan umum 1 Maret, warga setempat juga ikut mempersenjatai diri meski cuma warga sipil, senjata yang sering dipakai anak-anak sebagian besar adalah ketapel/plinteng efektif utk mengalihkan perhatian tentara Belanda (ayo anak-anak serang mereka: pilih batu yang keras arahkan ke bagian kepalanya sambil diam sembunyi disertai rentetan tembakan dari para pejuang).

Sumber gbr: andow.defiantart.com  

 

Senin, 12 Agustus 2013

Perahu Kuno Diatas Bukit



    Kisah nyata ini terjadi kira-kira 15 tahun yang lalu berawal dari mengisi liburan kebetulan ada penduduk yang mengatakan didaerah perbukitan sebelah Timur yang agak terjal dekat pantai Parang Tritis ada tempat yang cukup strategis untuk melihat sekumpulan ikan paus dimalam hari.

     Rasa penasaran yang tinggi akhirnya serombongan mencoba membuktikannya dengan arahan petunjuk jalan dari seorang warga yang mengenal daerah tersebut. Setapak demi setapak rombongan menyusuri daerah perbukitan yang cukup lebat pohonnya hingga pada suatu tempat rombongan dikejutkan dengan terlihatnya sebuah perahu kuno dari kayu yang berada dipuncak sebuah bukit tertutup rerimbunan pohon, tentu saja dalam benak bertanya milik siapa kapal/ perahu ini , sejak kapan disini & bagaimana bisa ditempat ini? mungkinkah dulu air laut setinggi ini?

      Agar lebih jelas rombongan mencoba mendekat ternyata perahu tsb dihuni banyak ular shg semua takut gak berani mendekat (hingga kini cuma beberapa orang saja yang mengetahui keberadaan perahu kuno tersebut dan tidak dilaporkan ke dinas purbakala karena lokasinya jauh medannya berat). Setelah sampai ditempat yang dimaksud, semua istirahat sambil menunggu senja  lalu disaat senja itulah rombongan melihat beberapa ikan paus dari bibir pantai dibawah bukit muncul ke permukaan lalu kembali menyelam. 

Selasa, 06 Agustus 2013

ACARA KEMAH YANG KACAU



Berawal dari ada acara kemah di Gunung Merapi sekitar tahun 1996, bersama rombongan teman-teman berangkat menuju tempat pertemuan. Karena terlambat datang maka kami satu grup bermaksud segera menyusul dan berinisiatif lewat jalan pintas menyusuri hutan lembah dan lereng tebing.


Ilustrasi seperti inilah kira-kira

Dalam perjalanan menyusuri hutan kadang bertemu dengan orang yang agak aneh tingkahnya spt meminta korek api untuk merokok namun kami abaikan permintaannya karena menurut penduduk setempat biasanya kalau kabut mulai muncul lalu ada orang asing yg gelagatnya aneh sebaiknya jangan dihiraukan karena bisa jadi itu adalah Jin yg menyamar utk mencari korban. Karena capek semua istirahat di tumpukan rumput lebat tapi ada yg aneh karena saat menjatuhkan batu di rerumputan tsb suaranya tidak segera terdengar, karena penasaran maka pakai tongkat panjang utk meraih dasar tanahnya ternyata sangat dlm tidak sampai tongkatnya tapi karena udah lelah serombongan tetap tiduran di rerumputan tsb lalu melanjutkan perjalanan ternyata setelah kabut menghilang baru terlihat ternyata semua tiduran diatas jurang yang tertutup rerumputan tebal.
 Menyadari dlm bahaya maka semua langsung bangun dan segera meninggalkan tempat tsb meneruskan perjalanan, melihat ada jalan menanjak semua naik namun bahaya menghadang diatas berupa seekor harimau hitam "Panther" liar melihat kami semua akhirnya semua mundur perlahan lalu berlari sekencang-kencangnya turun dari gunung melompati berbagai jurang yg cukup lebar. Sampai di perkampungan terdekat kami semua kelelahan karena berlari terus selama berjam-jam ketakutan dikejar harimau gunung, ternyata kami kesasar tersesat sangat jauh shg memasuki area hutan yg blm dijamah orang.