Senin, 30 September 2013

Problema Seputar Penyembelihan Hewan Qurban

Dalam setiap kegiatan kadang tidak terlepas dari berbagai masalah dan kontroversi sehingga perlu dicari solusinya, berikut ini hal-hal yang kadang muncul saat acara penyembelihan hewan qurban:

1. Hewan mengamuk saat akan disembelih.

    Hal ini bisa terjadi karena hewan tersebut ketakutan panik karena diperlakukan tidak baik seperti : hewan  tersebut tanpa sengaja melihat atau mendengar pisau yang diasah si penjagal kadang juga ada anak anak yang iseng menakuti hewan, hewan tersebut tanpa sengaja melihat atau mendengar hewan lain yang mengerang kesakitan saat disembelih sehingga para hewan qurban perlu ditutup matanya atau setidaknya dijauhkan dipisahkan dari hewan lainnya dan pastikan diikat kuat agar tidak banyak meronta atau kabur saat disembelih.
   “Sesungguhnya Allah mewajibkan berbuat ihsan dalam segala hal. Jika kalian membunuh maka bunuhlah dengan ihsan, jika kalian menyembelih, sembelihlah dengan ihsan. Hendaknya kalian mempertajam pisaunya dan menyenangkan sembelihannya.” (HR. Muslim).

 “Rasulullah SAW memerintahkan untuk mengasah pisau, tanpa memperlihatkannya kepada hewan.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah ).

2. Si penjagal lupa atau tidak menyebut nama shohibul kurban ketika menyembelih.
   Dalam hal ini bacaan takbir dan menyebut nama shohibul kurban hukumnya sunnah tapi tetap wajib membaca basmalah. 
Janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan (QS.Al-An’am: 121). 
Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhuma, bahwa suatu ketika didatangkan seekor domba. Kemudian Nabi SAW menyembelih dengan tangan beliau. Ketika menyembelih beliau mengucapkan, ‘bismillah wallaahu akbar, ini kurban atas namaku dan atas nama orang yang tidak berkurban dari umatku.’” (HR. Abu Daud, At-Turmudzi dan disahihkan Al-Albani).

3. Kontroversi menyembelih hewan qurban dengan tangan kiri.
    Dalam hal ini ada yang membolehkan sebab bukan termasuk syarat menyembelih tapi saya pribadi lebih suka dengan tangan kanan.   “Tidak masalah dengan praktek itu, hanya saja menyembelih dengan tangan kanan lebih utama, jika memungkinkan.” (Fatawa Lajnah Daimah, 22:474 – 475). 

 “Rasulullah SAW sangat suka mendahulukan tangan kanan semampu beliau, baik dalam bersuci, memakai sandal, bersisir, dan dalam semua aktivitas (yang baik) beliau” (HR. Bukhari dan Muslim)

4. Pengelolaan kulit tulang tanduk hewan Qurban oleh panitia.

     Siapa menjual kulit hasil sembelihan qurban, maka tidak ada qurban baginya. (HR. Al Hakim)
    Kadang kita jumpai panitia bingung mengurus kulit tanduk dan tulang hewan Qurban karena banyak para terdaftar penerima qurban gak mau menerimanya sehingga muncul opsi menjualnya untuk kemudian dibelikan daging padahal sudah jelas larangannya sehingga yang paling tepat menurut saya adalah kulit tanduk dan tulang tersebut diberikan kepada panti asuhan lalu terserah mau diapakan kulit tanduk dan tulang tersebut oleh pihak panti asuhan sehingga biar para pengepul kulit tanduk dan tulang yang datang ke panti asuhan untuk membelinya jadi yang menjual adalah penerima qurban bukan panitia yang menjualnya.

5. Panitia pesta makan sate usai pembagian daging qurban.

    Dalam hal ini perlu diperhatikan pemilik jatah daging, panitia hanya boleh memakai sebagian daging untuk dimakan bersama tentu harus izin kepada pemilik penerima jatah daging qurban sehingga tidak boleh seenaknya membuat keputusan bersama memakai sisa daging untuk pesta dimakan bersama.

Demikian uraian saya tentang penyembelihan hewan qurban semoga membawa manfaat.

Referensi : www.konsultasisyariah.com
gambar :        blog.okkypedia.com
                     rakyatmerdeka.co.id
                     soloposfm.com

8 komentar:

  1. Kurban menjadi agenda rutin tahunan yang dilaksanakan oleh umat Islam. Namun ada saja peristiwa 'unik' dari perilaku hewan kurban, seperti : 'ngambek' di jalan tidak mau disembelih, ngamuk dan lari ke jalan raya. Disamping itu banyak penerima daging kurban yang harus antri berdesak-desakan. Namun ada juga penerima daging kurban yang tidak perlu antri, karena daging kurban tersebut dikirim ke rumah yang bersangkutan. Masyarakat tentu berharap pelaksanaan kurban semakin baik, tertib, dan nyaman.

    Salam cemerlang!

    BalasHapus
    Balasan
    1. @Herdoni Wahyono
      pengelolaan dan manajemennya perlu ditingkatkan, saya lebih setuju dg sistem jemput bola pd pembagian daging qurban terutama bagi para manula kasihan jika ikut antri berdesakan. salam

      Hapus
  2. wah bahaya juga tuh kalo ngamuk . . :D:D:D

    BalasHapus
    Balasan
    1. sudah pasti kalo ada yg rusak/ jadi korban maka pemiliknya yg dituntut ganti rugi

      Hapus
  3. Kalau ditempatku yang berkurban yang menyembelih biasanya.. coz udah dipelajari

    BalasHapus
    Balasan
    1. syukur ada panitia yg bisa berfikir maju bisa mengarahkan, berbeda dg tempat2 pelosok yg masih kesulitan mengelola terutama kulit, tanduk, tulang shg kerap diperdebatkan yg biasanya akhirnya diputuskan dijual oleh panitia utk menutup biaya operasional padahal yg berhak menjual menikmati adl penerima jatah qurban

      Hapus
  4. yg paling sering itu di kampung saya dl adl panitia dpt jatah sampai ada yg 2x. krn begini: dapat jatah panitia dan dpt jatah krn bantu motong2 daging di mesjid. sy kurang sreg dg yg begini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. menyadarkan masyarakat ttg hal ini memang sulit, kalo kita sendiri yg mengingatkan malah dianggap sok tahu, mungkin perlu mendatangkan ustadz yg lebih berpengalaman mengatasi hal yg demikian melalui pengajian atau dlm khotbah jumat.

      Hapus