Dalam setiap kegiatan kadang tidak terlepas dari berbagai masalah dan kontroversi sehingga perlu dicari solusinya, berikut ini hal-hal yang kadang muncul saat acara penyembelihan hewan qurban:
1. Hewan mengamuk saat akan disembelih.
Hal ini bisa terjadi karena hewan tersebut ketakutan panik karena diperlakukan tidak baik seperti : hewan tersebut tanpa sengaja melihat atau mendengar pisau yang diasah si penjagal kadang juga ada anak anak yang iseng menakuti hewan, hewan tersebut tanpa sengaja melihat atau mendengar hewan lain yang mengerang kesakitan saat disembelih sehingga para hewan qurban perlu ditutup matanya atau setidaknya dijauhkan dipisahkan dari hewan lainnya dan pastikan diikat kuat agar tidak banyak meronta atau kabur saat disembelih.
“Sesungguhnya Allah mewajibkan berbuat ihsan dalam segala hal. Jika
kalian membunuh maka bunuhlah dengan ihsan, jika kalian menyembelih,
sembelihlah dengan ihsan. Hendaknya kalian mempertajam pisaunya dan
menyenangkan sembelihannya.” (HR. Muslim).
“Rasulullah SAW memerintahkan untuk mengasah pisau, tanpa memperlihatkannya kepada hewan.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah ).
2. Si penjagal lupa atau tidak menyebut nama shohibul kurban ketika menyembelih.
Dalam hal ini bacaan takbir dan menyebut nama shohibul kurban hukumnya sunnah tapi tetap wajib membaca basmalah.
Janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama
Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu
adalah suatu kefasikan (QS.Al-An’am: 121).
Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhuma, bahwa suatu ketika didatangkan seekor domba. Kemudian Nabi SAW menyembelih dengan tangan beliau. Ketika menyembelih beliau mengucapkan, ‘bismillah wallaahu akbar, ini kurban atas namaku dan atas nama orang yang tidak berkurban dari umatku.’” (HR. Abu Daud, At-Turmudzi dan disahihkan Al-Albani).
Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhuma, bahwa suatu ketika didatangkan seekor domba. Kemudian Nabi SAW menyembelih dengan tangan beliau. Ketika menyembelih beliau mengucapkan, ‘bismillah wallaahu akbar, ini kurban atas namaku dan atas nama orang yang tidak berkurban dari umatku.’” (HR. Abu Daud, At-Turmudzi dan disahihkan Al-Albani).
3. Kontroversi menyembelih hewan qurban dengan tangan kiri.
Dalam hal ini ada yang membolehkan sebab bukan termasuk syarat menyembelih tapi saya pribadi lebih suka dengan tangan kanan. “Tidak masalah dengan praktek itu, hanya saja menyembelih dengan tangan kanan lebih utama, jika memungkinkan.” (Fatawa Lajnah Daimah, 22:474 – 475).
“Rasulullah SAW sangat suka
mendahulukan tangan kanan semampu beliau, baik dalam bersuci, memakai
sandal, bersisir, dan dalam semua aktivitas (yang baik) beliau” (HR.
Bukhari dan Muslim)
4. Pengelolaan kulit tulang tanduk hewan Qurban oleh panitia.
Kurban menjadi agenda rutin tahunan yang dilaksanakan oleh umat Islam. Namun ada saja peristiwa 'unik' dari perilaku hewan kurban, seperti : 'ngambek' di jalan tidak mau disembelih, ngamuk dan lari ke jalan raya. Disamping itu banyak penerima daging kurban yang harus antri berdesak-desakan. Namun ada juga penerima daging kurban yang tidak perlu antri, karena daging kurban tersebut dikirim ke rumah yang bersangkutan. Masyarakat tentu berharap pelaksanaan kurban semakin baik, tertib, dan nyaman.
BalasHapusSalam cemerlang!
@Herdoni Wahyono
Hapuspengelolaan dan manajemennya perlu ditingkatkan, saya lebih setuju dg sistem jemput bola pd pembagian daging qurban terutama bagi para manula kasihan jika ikut antri berdesakan. salam
wah bahaya juga tuh kalo ngamuk . . :D:D:D
BalasHapussudah pasti kalo ada yg rusak/ jadi korban maka pemiliknya yg dituntut ganti rugi
HapusKalau ditempatku yang berkurban yang menyembelih biasanya.. coz udah dipelajari
BalasHapussyukur ada panitia yg bisa berfikir maju bisa mengarahkan, berbeda dg tempat2 pelosok yg masih kesulitan mengelola terutama kulit, tanduk, tulang shg kerap diperdebatkan yg biasanya akhirnya diputuskan dijual oleh panitia utk menutup biaya operasional padahal yg berhak menjual menikmati adl penerima jatah qurban
Hapusyg paling sering itu di kampung saya dl adl panitia dpt jatah sampai ada yg 2x. krn begini: dapat jatah panitia dan dpt jatah krn bantu motong2 daging di mesjid. sy kurang sreg dg yg begini.
BalasHapusmenyadarkan masyarakat ttg hal ini memang sulit, kalo kita sendiri yg mengingatkan malah dianggap sok tahu, mungkin perlu mendatangkan ustadz yg lebih berpengalaman mengatasi hal yg demikian melalui pengajian atau dlm khotbah jumat.
Hapus